yeuh

Senin, 25 November 2013

SOL –DER!



            Seorang lelaki yang biasa saja sederhana tak lebih hanya itu. Lelaki itu Fulan namanya, Lelaki itu hidup dengan di belenggu sesuatu, sesuatu ini membelenggunya karna dirinya, dirinya yang sederhana, dirinya yang polos, dirinya yang hanya mengikuti, itulah dirinya. Masih terngiang betul dalam benaknya saat dulu, saat masih imut dan menggemaskan kata ibunya sambil menyuruh membeli bawang.
 Hal ini berawal saat dimulai pelajaran elektro. Disitu ada Fulan, dia kelas 1 SMP yang baik kata dirinya sendiri, dan ada kurang lebih 30 siswa lainnya. Fulan duduk disamping temannya, Naufan, Naufan merupakan anak yang keren kata perempuan tapi tidak menurut Fulan karna masih keren dia. Saat itu sedang ada praktik elektro namanya, yang karena hal ini Fulan dan teman – temannya harus membawa solder dan timah. Awalnya biasa saja, lama kelamaan menjadi ramai dan ramai. Guru pun keluar dari kelas, mungkin karna pusing juga malas. suasan menjadi semakin ramai, ramai pokoe, merdeka! Fulan juga ikut meramaikannya, karena ia dijahili oleh temannya, ia pun tidak tinggal dan diam. Awalnya Fulan melihat sebuah solder yang tidak berdaya, kesepian, tanpa selimut... dilihatnyalah  Naufan disisinya. Dengan hati yang riang dan semangat ia tidak berpikir panjang, Fulan langsung mengambil solder itu dan menjahili Naufan. Jahil yang ia lakukan adalah dengan menempalkan solder yang  dikiranya dingin ke tangan temannya, dengan motif hanya untuk mengagetkan, lalu tertawa bersama. Akhirnya hal itu ia lakukan dan langsung menempelkannya ke tangan Naufan, ia berkata “ Awas Panas”, diiringi mata yang berbinar binar tanda senang. Fulan baru menyadari ada hal yang ganjil, kenapa Naufan hanya diam dan termenu, tanpa suara... bagai semut sedang kawin. Ternyata baru ia sadari solder yang kiranya dingin ternyata berubah menjadi panas, bukan berubah tapi memang.... saat ia sadari itu, lalu ia tertawa sejenak karna naufan terkejut, terkejut beneran, tanpa senyum...
            Setelah hal itu terjadi Naufan hanya terdiam hening, tanpa jeritan dan tawa, hanya tertawaan dan rasa kasihan Fulan yang terdengar. Fulan sungguh menyesalinya sebari tertawa. Singkat setelah guru datang Fulan langsung gelisah, karena takut rintihan Naufan akan terdengar guru. Setelah hal itu terjadi, Fulan langsung mengeluarkan topengnya dengan berkata “ Fan, hampura Fan, udah jangan nangis Fan”, Naufan diam. Akhirnya, guru pun pergi dan Fulan pun berangsur – angsur merasa dosanya telah hilang. Masih ingat betul dalam pikirannya bagaimana luka yang diderita naufan, berwarna ungu kemerah merahan, membentuk goresan yang menembus bagian epidermisnya. Terpikir olehnya untuk menambah satu goresan lagi, agar seperti samurai X. Fulan menghiraukan apa yang akan Naufan lakukan, dan katakan. Hari terus berlalu, dan nampaknya mereka sudah seperti biasa seperti layaknya teman. Terus teringat dipikiran Fulan agar membuatnya seperti Samurai X, tapi sudahlah kasian, tapi sepertinya keren....