11 – 12 Juli 2012
Hari Rabu, dimulai dari hari rabu. Padre mengantar saya kesekolah untuk membayar dan pulang. Ternyata sudah
saatnya pergi ke sana namun sudah ditinggal, sungguh ironi. Ijal pun kuajak
menjadi ojeg pribadi ku kesana. Ahh memang jalan yang panjang dan rusak disana,
di cihanjuang. Perbedaan pun terjadi disana, dimulai dari suhu. Setelah sampai
di sana menjadi perasaan. Oh, begitu…
selalu begitu saja disitu, dan awalnya memang biasa dan akhirnya indah. Banyak
yang keren dijalan, yang naik motor ta berhelm, knalpot nyaring, yang bias membuat
mereka celaka karna disumpahin org – orang yang terganggu suara motornya. Akhirnya
sampai, teman teman sudah santai. Masuklah keruangan ruangan, ada kasur yang
berper bermainlah loncat loncat bersama sama, sambil nyegir nyengir kegarangan
bersama ijal fardul dan lainnya, loncatnya tinggi sekali sampai hamper kena
kipas angin, mantap!! Beberapa jam pun akhirnya berlalu, datanglah sore yang
oranye, di ajaklah dari tadi mereka untuk jalan – jalan teman teman kelas, sambil berfoto foto dijalan, biar nanti besar
bisa ketawa liat itu foto,”maneh goreng pisan baheula mah euy, kawas ayeuna” untuk apa? untuk bisa ingat. Wow sudah
dua kali disitu namun tetap indah, ku ajaklah ke tempat yang katanya angker,
diperjalanan sudah kuwanti wanti” hati hati jangan kencing sembarangan” sambil
mengangkat jari telunjuk, menambah kesan angker. sesampainya disana ada pohon yang aneh bentuknya,
dan kuceritakan lah itu kenapa bisa aneh “ waktu urg nonton di mister tukul
jalan jalanmah.. blablabla” seakan akan benar tapi benar memang. setelah itu akhirnya jalan jalan lagi, kukarang
– karang sebenarnya jalannya biar cepet tapi lama disana. Sungguh jauh dan berkeliling, dan lihat itu ada rumah
yang kaya istana, keren, sayangnya sepi, tak beraja dan berpenduduk, hanya berpembantu yang merasa dirinya pemilik tunggal itu kerajaan, dan satu satunya pewaris tahta dan orang disitu. Ah lanjutlah jalan lagi, berhenti, mataku mengkerung kusidik sidik dari kejauhan.... Wow
dilihatlah pantat anjing disana, warnanya coklat, mengingatkan aku pada suatu ketika, ketika subuh subuh dibulan puasa, ketika berlari bersama
anjing sekomplek, dasar si pepe, karna pepe, anjing satu komlplek berlari mengincar kami semua, yang ta melakukan apapun selain berlari, yang akhirnya selamat dan tak berani kembali lagi kekopmlek itu selama bersama pepe.
Jadilah trauma dan jalannya lambat, nah sudah hilang. Eh, jadi kepikiran rame
kayanya dikejar anjing, lari harus cepet biarin orang lain kegigit yang penting
selamat dan lari. ah ternyata sudah sore sekali, sampailah akhirnya di villa dan langsung berselimut hangat
bersama, yang lain tidak, jika ada yang mau ikut lagsung ditendang, biar kayak
jaman dulu hukum rimba. dasar SMA.. jaman tertawa karna hal bodoh